Senin, 14 Maret 2011

bring me the horizon


Bring Me the Horizon adalah band metalcore Inggris dari Sheffield, Yorkshire, yang dibentuk pada tahun 2004. Mereka saat ini menandatangani kontrak dengan Terlihat Records Kebisingan di Inggris, Epitaph Records di AS dan untuk Shock Records di Australia.

Bring Me the Horizon dimulai tahun 2004.

Band ini awalnya masuk ke Tiga puluh Days of Night Records dan merupakan band pertama yang menandatangani kontrak dengan label tersebut.

Mereka merilis debut album Menghitung Berkat pada bulan Oktober 2006 di Inggris dan pada bulan Agustus 2007 di Amerika Serikat.

Bring Me the Horizon studio rekaman album kedua mereka Bunuh Diri Musim di Swedia dengan Fredrik Nordström. Album ini dirilis pada bulan September 2008.

Band ini memulai tur utama pertama mereka di AS, juga tampil di Warped Tour 2008. Bring Me the Horizon juga bergabung Mindless Self Indulgence, Dalam Kasus Api, Black Tide dan Dir en grey di dalam Kerrang! dan tak kenal ampun 2009 Inggris tur. [4] Mereka juga bergabung Kamis, Kanker Kelelawar, Empat Tahun yang kuat dan Pierce the Veil pada Taste of Chaos 2009 tur Amerika Utara.

Pada November 2009 Bring Me the Horizon merilis versi remix Season Bunuh Diri, berjudul Bunuh Diri Season: Cut Up!. Musisi dan produser ditampilkan di album termasuk Ben Weinman dari The Dillinger Escape Plan, Sonny Moore, L'Amour La Morgue (Ian Watkins dari Lostprophets), Utah Saints dan Shawn Crahan dari Slipknot [5].

Pada bulan Maret 2009, gitaris Curtis Ward keluar dari band tersebut;. Ia digantikan oleh gitaris Australia Jona Weinhofen [6]

Album ketiga band debut di nomor 17 di Billboard 200 di Amerika Serikat [7], nomor 13 di UK Album Chart, [8] dan nomor 1 di Chart Album Australia [9], Inggris Rock Chart [10] dan Chart Indie Inggris [11]. Meskipun mencapai nomor 1 di Australia, penjualan album dari 3.600 mereka mendapatkan ke sana, adalah yang terendah dalam sejarah tangga lagu ARIA. [12]

Rabu, 02 Maret 2011

secondhand serenade


Para muda-mudi kota kembang Bandung sudah memenuhi gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) sejak sore hari untuk bersiap menyaksikan penampilan band asal Amerika Serikat, Secondhand Serenade. Teriakan anak-anak muda yang kebanyakan wanita sepertinya menandakan rasa tidak sabar untuk menyaksikan John dan teman-temannya beraksi.

Sampai akhirnya, sekitar pukul 20.30 WIB, John Vessely bersama Tom (drum), Lucas (bass) dan Ryan (gitar) muncul dan langsung membuat penonton histeris dengan membawakan lagu pertama berjudul You And I. Sang vokalis, John tampil sederhana dengan kemeja kotak-kotak lengan panjang dan celana jeans.

Histeria penonton tak cukup sampai di situ, berikutnya beberapa lagu seperti Like A Knife, Stranger, dan So Long pun juga mengundang teriakan kencang dari para penonton serta mengikuti irama lagu dan bernyanyi. Animo penonton di gedung Sabuga memang sangat besar. Sehari sebelumnya, tiket yang nyaris sold out pun disempurnakan dengan habisnya tiket pertunjukkan di hari H. Seperti yang penyelenggara konser Surya Professional Mild ucapkan tiket sold out. Sabuga, Sabtu (8/1) malam dipenuhi sekitar 4 ribu pecinta Secondhand Serenade.

Di lagu ke lima, Awake, John pun mulai menyapa para fansnya dengan mengatakan, "Hallo Indonesia." Sadar ketika dirinya bukan berada di Jakarta seperti konser pertamanya di tahun 2009 lalu, sang vokalis pun mengatakan jika dirinya mendapatkan informasi jika Bandung memiliki wanita-wanita yang cantik.

"Saya mendengar, ketika saya berencana ke Bandung, saya mendengar banyak perempuan cantik di sini. Dan saya benar melihatnya. Banyak hal menarik di sini," ujar John.

Lagu Vulnarable jadi salah satu yang dinantikan penonton. John pun memancing teriakan penonton dengan intro lagu tersebut. Tiap kali penonton berteriak, John stop memainkan gitarnya. Terus begitu hingga gemuruh tak tertahankan lagi. Penonton pun tak mau melewatkan momen ketika lagu Your Call akan dibawakan John. Mereka bernyanyi bersama sambil tidak ketinggalan merekam lagu tersebut dengan kamera ponsel.

Dalam konser yang dipromotori Nada Promotama tersebut John dibantu tiga orang musisi yang salah satunya adalah adik kandungnya, Luke Vessely sebagai bassis. Beberapa lagu dibawakan Josh full band tapi tak sedikit juga yang hanya diiringi gitar akustik. Pukul 21.30 WIB, Secondhand Serenade melakukan encore dan kembali dengan membawakan lagu Something More. John duduk di depan keyboardnya dan mendendangkan Reach For The Sky juga Fall For You. Semua penonton ikut bernyanyi dan berdesak-desakan ke depan panggung agar bisa lebih dekat melihat John. Hampir semua langsung mengangkat ponselnya dan merekam lagu tersebut. Lagu ditutup dengan kembang api yang menari di depan panggung.

Di pengujung konsernya pun, tidak seperti biasanya, Seconhand Serenade menyanyikan lagu milik Coldplay berjudul Fix You. lagu ini juga ditandai dengan kembang api dan hujan kertas di pentas Secondhand Serenade.

Tak lupa, John pun mengaku terkesan dengan antusiasme para fansnya. Dirinya pun memberikan kejutan dengan mengucapkan terima kasih dalam bahasa Sunda. "Terima kasih, awewe Bandung gareulis," teriak John. Selanjutnya, Secondhand Serenade akan melanjutkan konser Surya ProMild nya di Gramedia Expo, Surabaya Minggu, (9/1) malam ini.

killing me inside


Ambon (ANTARA News) - Band Killing Me Inside yang beraliran modern rock saat ini sedang menggelar konser keliling Indonesia untuk memperkenalkan karyanya kepada penikmat musik di Tanah Air.

Tidak kurang dari 13 kota besar telah dijadwalkan untuk disinggahi band yang diawaki oleh Onad (vokal), Josaphat (gitar), dan Davi (dram) tersebut.

Menurut Onad, kota yang akan disinggahi adalah Bali, Surabaya, Malang, Jogjakarta, Solo, Semarang, Cirebon, Bandung, Medan, Makassar, Manado, Balikpapan, dan Jakarta.

"Untuk rangkaian tur ini kami sudah memulainya dari Bandung, kami berharap tur bisa berjalan sesuai dengan harapan kami," katanya saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, belum lama ini.

Ia menyatakan konser keliling 13 kota besar itu untuk promosi album terbaru "self-tittled" Killing Me Inside, setelah diluncurkan di bawah label PT Royal Prima Musikindo (RPM) pada penghujung 2010.

Memiliki album dan menggelar konser keliling Indonesia adalah sebuah mimpi lama Onad, Josaphat dan Davi yang kini terwujud.

"Punya album dan tur ke seluruh Indonesia adalah impian kami sejak dulu. Musik ini kami dedikasikan buat fans Killing Me Inside di seluruh negeri," kata Josaphat.

"Kami berharap konser keliling ini berlanjut ke kota-kota kecil lainnya di Indonesia," katanya.

Dalam album terbaru ini, Killing Me Inside hadir dengan 12 lagu termasuk nomor hits Biarlah.

Di lagu itu, Onad menunjukkan karakter vokal yang segar lewat lengkingan nada-nada tinggi, sedangkan aroma rock yang kuat disuguhkan oleh Josaphat dan Davi melalui raungan gitar dan sentuhan dram penuh tenaga

Di jalur indie, Killing Me Insiden bukan "barang baru". Band ini memulai perjalanan kariernya pada awal 2006 dan sempat melalui frase bongkar pasang personel.

Dua musisi mantan band itu adalah Raka yang kini bergabung dalam Vierra, dan Sansan yang kini kerja bareng Pee Wee Gaskins.

Ketekunan berlatih dan kegigihan menghadapi tantangan membuat Killing Me Inside mampu meraih dua gelar bergengsi, yakni pemenang kategori Best Indie dan Best New Artist dari ajang Indigo Awards 2010 di Planery Hall JCC Senayan, Jakarta.

Indigo Awards merupakan ajang unjuk kebolehan bagi insan musik berbakat.

Direktur RPM, Octav Panggabean, menyimpan optimisme besar bahwa Killing Me Inside akan menjelma menjadi band dengan nama besar di industri musik tanah air.

Menurut dia, kemampuan bermusik dan pilihan jenis musik Killing Me Inside menjadi salah satu alasan pihaknya bersedia menaungi mereka.

"Saya punya harapan besar terhadap band ini. Mudah-mudahan anak-anak muda ini memiliki attitude yang tetap sama hingga nanti mereka benar-benar menjadi band besar, tetap rendah hati, ramah, dan tidak macam-macam," katanya.(*)